Jakarta – Manus, asisten digital berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh perusahaan startup Butterfly Effect, telah memicu perbincangan di kalangan industri teknologi. AI ini diklaim mampu bekerja secara mandiri tanpa campur tangan manusia, namun ulasan terhadapnya beragam, dari yang sangat antusias hingga mengecewakan.
Beberapa pengguna telah mencoba Manus dan memberikan ulasan positif, menyebutnya sebagai alat AI paling mengesankan yang pernah mereka coba. Namun, kritik juga muncul, termasuk keluhan bahwa Manus kesulitan dalam tugas sederhana dan sering mengalami kesalahan atau terjebak di loop yang tak berujung.
Pendiri Butterfly Effect, Yichao “Peak” Ji, menyebut Manus sebagai paradigma baru dalam kolaborasi antara manusia dan mesin, serta kemungkinan gambaran awal dari artificial intelligence umum (AGI). Manus memulai tahap peluncuran dengan undangan terbatas, dengan akses yang sangat terbatas ke acar tersebut.
Ulasan terhadap Manus terus berdatangan, dengan beberapa pengguna menyebutnya sebagai alat yang sangat berguna, sementara yang lainnya merasa kecewa dengan kinerjanya. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa Manus telah membuat perbincangan di kalangan industri teknologi dan akan terus dipantau dalam waktu dekat.
Dengan demikian, Manus telah menjadi salah satu topik perbincangan di kalangan industri teknologi dan akan terus dipantau dalam waktu dekat. Apakah Manus akan menjadi alat AI yang sangat berguna atau tidak, hanya waktu yang akan menjawabnya.
Sementara itu, pengembang Manus terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dan kemampuan AI ini. Dengan demikian, Manus dapat menjadi alat yang sangat berguna bagi penggunanya.
Dalam beberapa hari terakhir, Manus telah menjadi salah satu topik perbincangan di kalangan industri teknologi. Apakah Manus akan menjadi alat AI yang sangat berguna atau tidak, hanya waktu yang akan menjawabnya.
COPYRIGHT © 2025 BerkahLariso.my.id